Jogja Fashion Trend Ingin Jadi Pusat Fesyen Etnik di Indonesia, Tonjolkan Wastra Se-Nusantara

084257200_1723607501-A78A7756

Liputan6.com, Jakarta – Jogja Fashion Trend (JFT) 2024 kembali menjadi panggung para desainer lokal untuk eksis dan menampilkan karya. Acara yang merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia Kpw Yogyakarta dan Yayasan Fashion Jogja Istimewa itu mengusung tema Inspectre.

Berlangsung selama lima hari, pada 7–11 Agustus 2024, JFT akan menampilkan 139 partisipan yang terdiri dari fashion designer, UMKM fashion, siswa SMK tata busana, dan mahasiswa desain fashion dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka bergantian mempersembahkan karya terbaiknya yang diwujudkan dalam bentuk pakaian kids & teen, modest, konvensional, dan busana pria.

Pemakaian wastra Nusantara menjadi salah satu highlight dalam perhelatan fesyen yang dua kali dilaksanakan di Pakuwon Mall Jogjakarta ini. JFT 2024 diharapkan mampu menjadi media promo dan presentasi bagi jenama fashion dan sekaligus sebagai media untuk mewujudkan cita-cita Yayasan Fashion Jogja Istimewa.

“Kami berharap Jogjakarta bisa menjadi pintu gerbang untuk bertemunya beragam wastra dari seluruh Indonesia, sehingga menjadikan kota ini sebagai trendsetter fesyen etnik, supaya di masa yang akan datang, fesyen etnik ini mampu bersaing di kancah internasional,” kata Afif Syakur selaku Project Director JFT, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Bank Indonesia Kpw. Jogjakarta kembali terlibat dalam perhelatan dengan turut aktif membina banyak UKM di Indonesia. Debuti Bank Indonesia Yogyakarta mengatakan bahwa melalui acara tersebut, pihaknya ingin mengembangkan lebih banyak talenta desainer dan kreator feysen yang berkreasi dengan wastra Indonesia.

Peserta dari Berbagai Daerah hingga Luncurkan Buku Trend Forecasting

JFT 2024 diselenggarakan bertepatan dengan event ‘Grebek UMKM DIY 2024’. Hermanto mengatakan, “Kalau Yogyakarta punya wastra Yogya, kita tidak ingin membatasi hanya menggunakan satu wastra dari daerah tertentu. Oleh karena itu, para founder JFT ingin mengubah desainer yang bergabung JFT se-Indonesia.”

Ia menyebut bahwa Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia yang terbuka untuk seluruh karya dari anak bangsa Indonesia. Hal itu terlihat dari ratusan desainer yang terlibat dalam JFT 2024 yang berasal dari Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan.

“Minggu lalu, kami juga mengadakan KKI (Karya Kreatif Indonesia), dan saya bangga ada dua desainer Gen Z. Kami juga melakukan kompetisi desainer muda dan terpilih dua orang untuk dilatih di sana. Mereka berasal dari SMK 6 dan SMK 4 Yogyakarta,” ujar Hermanto.

Dalam event JFT tahun ini juga diluncurkan buku trend forecasting yang disusun oleh Philip Iswardhono dan Afif Syakur. “Pada saat closing ceremony JFT, kami akan me-launching buku trend forecast yang berjudul Re-existence. Buku yang penuh inspirasi untuk melihat trend ini mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia Kpw Yogyakarta. Kami berharap buku ini bisa berguna untuk semua kalangan, khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang fashion,” ujar Philip Iswardhono selaku Creative Director JFT.